Jumat, 08 Maret 2013


Assalamu 'alaiku, readers :)
ini cerita pertama yang aku bikin, kelas VII SMP


Persahabatan yang Indah

           “Zaka ?”, ujar Bu Ni saat mengabsen muridnya. “Sakit, Bu”, jawab anak sekelas. “Ouwh…Memangnya sakit apa Zaka ? Kok Ibu belum mendapat kabar”, tanya Bu Ni. “Emm… Sepertinya dia sakit gejala demam berdarah Bu, soalnya tadi pagi Ibu saya berbicara begitu dengan Ayah saya. Saya kan tetangganya Zaka, jadi saya tahu”, ucap Rani. “Ya baiklah anak-anak, kalau misalnya Zaka tidak masuk sampai besok lusa, kita jenguk dia bareng-bareng”, kata Bu Ni. “Sekarang, kita lanjutkan pelajaran yang sebelumnya”, lanjut Bu Ni.
        “Eh, Ran, memang bener ya, Zaka sakit gejala DB ?”, tanya Rivan saat istirahat. “Ya iya lah Van, masa’ aku bohong ke Bu Ni”, jawab Rani. “Ya udah tho Ran, gitu aja kok ngambek. Gimana kalau kamu, Rivan, dan Hayun, aku traktir makan bakso , mau nggak ?”, tawar Rizal. “Rizal.. Rizal .. Kamu itu yang dipikirin makanan melulu. Perutmu itu sudah sebesar itu, masih mau diisi apa lagi ? “, kata Rivan. “Udahlah friends, niat Rizal kan baik, dia mau mentraktir kita bertiga makan bakso, apa salahnya ? “, ujar Hayun yang ingin cepat-cepat makan bakso buatan Mang Ujankz. “Ya udah, let’s go ! , kata Rani.
        Tet…tet… Bel masuk berbunyi. Saatnya pelajaran BK. Hari ini Sepertinya akan membahas tentang kebersihan. Karena walaupun kebersihan sangat penting, banyak orang yang menyepelekannya. “Anak-anak, kebersihan bukan hanya penting untuk diri kita, tapi penting juga untuk lingkungan kita. Jadi, dimanapun dan kapanpun, kita harus selalu menjaga kebersihan. Baik anak-anak, sepertinya waktu Ibu sudah habis dan 5 menit lagi kalian akan pulang. Sebelum itu, mari kita ucapkan hamdallah bersama-sama”, kata Bu Sri diakhir pelajaran.
        Esoknya…
        “ Eh, Zaka masih belum sembuh ya, Ran?”, tanya Rivan. “Iya, bahkan kemarin sore, dia dibawa orang tuanya ke rumah sakit. Kasihan sekali Zaka “, ujar Rani. “Apa ? Zaka masuk rumah sakit ? Ya ampun, Zaka, kasihan sekali anak itu. Kalau besok Zaka belum masuk, kita jenguk  dia bareng-bareng ya”, kata Hayun dengan penuh perhatian. “Ehm..ehm..Hayun perhatian banget sama Zaka. Jangan jangan…jangan jangan… Ada rasa ini”, kata Rizal.  “Duuh, enggak.. siapa yang suka sama Zaka”, ucap Hayun sambil malu-malu. “Oh iya, nanti sore jadi nggak kita rujakannya ?”, Tanya Rizal. “Ya, jadi dong. Di rumahku jam 3 sore, okey ?”, kata Rivan. “Okey ,Van”, jawab teman-temannya yang lain.
        “Hai, friends”, kata Hayun. “Duh, Yun, km telat banget tau, aku pikir km nggak dateng. Km habis dari mana sih Yun ?”, kata Rani. “Ya maap Ran, tadi aku ketiduran. Baru inget kalau kita sore ini ada acara rujakan. Hehehe…sorry ya”, kata Hayun. “Iya deh, nggak papa. Eh, Ran, gimana kabarnya Zaka ? Udah pulang dari RS belum ?”, tanya Rizal. “Belum, kasihan banget dia. Eh, sekarang kan masih jam 3 sore, gimana kalau kita jenguk dia di rumah sakit. Zaka pasti kesepian disana”, usul Rani. “Okkelah kalau begitu”, jawab semua temannya. “Setengah jam lagi ya. Pasti nanti Zaka senang atas kedatangan kita semua”, kata Rivan. “Okey Riv, tapi tapi tapi, sebelum itu, masa’ kita nggak bawa apa-apa ke rumah sakit. Kita beli’in Zaka buah, setuju nggak ?”, usul Hayun. “Setujuuuu”, jawab Rizal.
        “Kamar 135 lantai 2. Waw… rumah sakit ini besar banget ya!”, kata Hayun. “Yup, bener banget. Hey, Sepertinya kita harus cepat, nanti kita bisa kemalaman pulangnya”, kata Rivan. Setelah mereka menemukan kamar tempat Zaka dirawat, mereka segera masuk. “Zakaa !!!”, ucap keempat temannya berbarengan. “Oi, kok baru jenguk aku sekarang sih. Aku kesepian banget disini. Nggak ada teman ngobrol”, kata Zaka. “Ya, maaf Zak. Kita baru jenguk kamu sekarang. Nih, ada oleh-oleh buat kamu. Eh, gimana kabarnya kamu ? Udah baikkan belum ?”, ujar Hayun. “Alhamdulillah, aku sudah baikkan. Mungkin besok lusa aku sudah boleh pulang. dan 1 minggu lagi, aku sudah masuk sekolah lagi seperti biasa”, ucap Zaka panjang lebar. “Oouuwh, gitu tho. Pokoknya kamu cepet sembuh deh, Zak. Kita semua sudah kangen banget ma kamu”, kata Rizal. “Amiin”, ucap Rivan dan Rani serempak. Setelah mengobrol cukup lama, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. “Zak, kita pulang dulu ya. Bye bye”, kata Hayun saat berpamitan dengan Zaka. “Ehm, Hayun makin perhatian ya ke Zaka”, canda Rivan. “Uhh, Rivan apa’an sih”, bantah Hayun dengan pipi merah. “Hihihi…Udahlah ayo pulang”, kata Rizal.
        Besoknya sepulang sekolah, beberapa teman sekelas Zaka menjenguk Zaka di rumah sakit. Zaka pun bercerita dia sakit gejala demam berdarah ini karena rumah kosong di sebelah rumah Zaka jarang dibersihkan, karena itu nyamuk-nyamuk betah tinggal disana. Dan kemudian nyamuk-nyamuk itu mampir ke rumah Zaka dan membuat Zaka masuk rumah sakit dengan cara menggigitnya. Begitulah cerita Zaka tentang penyakitnya.
        “Bu Ni, Bagaimana jika kita mengusulkan pada kepala sekolah untuk mengadakan kerja bakti membersihkan sekolah. Agar sekolah kita tetap bersih dan kita bebas dari nyamuk penyebab demam berdarah”, usul Rani. “Hemm, ide yang bagus. Baiklah besok ibu akan bicara dengan Pak Kepala Sekolah”, kata Bu Ni. “Bu, sepertinya saya sudah dijemput, saya pulang dulu”, kata Hayun. “Saya juga Bu, bareng Rivan dan Rani. kami naik angkutan umum. Ibu pulang sama siapa ?”, ujar Rizal. “Oh begitu, ibu pulangnya naik becak saja. Rumah Ibu cuma beberapa blok dari sini. Hati-hati ya Nak”, jawab Bu Ni. “Ya, Bu”, jawab Rivan.
        “Pengumuman, pengumuman. Besok pagi akan diadakan kerja bakti, untuk tiap siswa harap membawa alat kebersihannya sendiri-sendiri. Kami ulang, besok pagi akan diadakan kerja bakti, untuk tiap siswa harap membawa alat kebersihannya sendiri-sendiri. Terimakasih”, kata Bu Ika saat mengumumkan kerja bakti besok pagi.
        “Hey, nyapu-nyapu, yang bersih ya. Habis itu di pel, ya kan?”, kata Rivan. “Ayo bersih-bersih Rek”, kata Hayun menyemangati teman-temannya. Setengah jam pun berlalu. “Duh, capeknya. tinggal seperempat kelas yang belum dipel. Yun, gantian dong. Badanku pegel-pegel semua nih”, ucap Rani. Teet…teet… “Akhirnya selesai juga. Kelas kita jadi bersih banget ya”, kata Rivan. “Bu Ni pasti senang”, ucap Hayun.
        Seminggu pun berlalu. Zaka mulai masuk Sekolah kembali. Wajahnya terlihat senang bisa masuk sekolah. “Zak, aku kangen banget ma kamu. Uups…keceplosan, sorry Zak, aku nggak maksud buat…..”, kata Hayun sambil sedikit gugup. “Udahlah, Yun. Nggak usah dipikirin. Aku paham kok perasaanmu. Soalnya aku juga merasa begitu.Tapi mungkin lebih baik, kita bersahabat aja ya. Okey ?”, ucap Zaka sambil menyodorkan jari kelingkingnya pada Hayun. “Okey, Zak”, ujar Hayun sambil tersenyum. Ternyata, tidak mereka sadari, Rivan, Rizal, dan Rani mendengarkan pembicaraan mereka sambil bersembunyi di balik pintu. “Ciyee…Ehm ehm..Suit suit…”, canda Rivan dan Rizal. “Ternyata ada yang lagi jatuh cinta ni”, kata Rani. “Emm, eng..enggak kok”, jawab Hayun tersipu malu. “Ya walaupun di persahabatan kita ada yang “Sahabat Jadi Cinta”, tapi kita berlima tetap bersahabat kan”, kata Rivan. “Oyii, Friends”, teriak mereka berlima serempak.
      Walaupun dalam persahabatan mereka banyak sekali halangan, mereka tetap menjalaninya bersama-sama. Persahabatan yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semoga amal menyenangkan diriku diterima :) amin :D