Assalamu 'alaiku, readers :)
ini cerita pertama yang aku bikin, kelas VII SMP
Persahabatan yang
Indah
“Zaka ?”, ujar Bu Ni saat mengabsen muridnya.
“Sakit, Bu”, jawab anak sekelas. “Ouwh…Memangnya sakit apa Zaka ? Kok Ibu belum
mendapat kabar”, tanya Bu Ni. “Emm… Sepertinya dia sakit gejala demam berdarah
Bu, soalnya tadi pagi Ibu saya berbicara begitu dengan Ayah saya. Saya kan
tetangganya Zaka, jadi saya tahu”, ucap Rani. “Ya baiklah anak-anak, kalau
misalnya Zaka tidak masuk sampai besok lusa, kita jenguk dia bareng-bareng”,
kata Bu Ni. “Sekarang, kita lanjutkan pelajaran yang sebelumnya”, lanjut Bu Ni.
“Eh, Ran, memang bener ya, Zaka sakit
gejala DB ?”, tanya Rivan saat istirahat. “Ya iya lah Van, masa’ aku bohong ke
Bu Ni”, jawab Rani. “Ya udah tho Ran, gitu aja kok ngambek. Gimana kalau kamu,
Rivan, dan Hayun, aku traktir makan bakso , mau nggak ?”, tawar Rizal. “Rizal..
Rizal .. Kamu itu yang dipikirin makanan melulu. Perutmu itu sudah sebesar itu,
masih mau diisi apa lagi ? “, kata Rivan. “Udahlah friends, niat Rizal
kan baik, dia mau mentraktir kita bertiga makan bakso, apa salahnya ? “, ujar
Hayun yang ingin cepat-cepat makan bakso buatan Mang Ujankz. “Ya udah, let’s
go ! , kata Rani.
Tet…tet… Bel masuk berbunyi. Saatnya
pelajaran BK. Hari ini Sepertinya akan membahas tentang kebersihan. Karena
walaupun kebersihan sangat penting, banyak orang yang menyepelekannya.
“Anak-anak, kebersihan bukan hanya penting untuk diri kita, tapi penting juga
untuk lingkungan kita. Jadi, dimanapun dan kapanpun, kita harus selalu menjaga
kebersihan. Baik anak-anak, sepertinya waktu Ibu sudah habis dan 5 menit lagi
kalian akan pulang. Sebelum itu, mari kita ucapkan hamdallah bersama-sama”,
kata Bu Sri diakhir pelajaran.
Esoknya…
“ Eh, Zaka masih belum sembuh ya, Ran?”,
tanya Rivan. “Iya, bahkan kemarin sore, dia dibawa orang tuanya ke rumah sakit.
Kasihan sekali Zaka “, ujar Rani. “Apa ? Zaka masuk rumah sakit ? Ya ampun,
Zaka, kasihan sekali anak itu. Kalau besok Zaka belum masuk, kita jenguk dia bareng-bareng ya”, kata Hayun dengan
penuh perhatian. “Ehm..ehm..Hayun perhatian banget sama Zaka. Jangan
jangan…jangan jangan… Ada rasa ini”, kata Rizal. “Duuh, enggak.. siapa yang suka sama Zaka”,
ucap Hayun sambil malu-malu. “Oh iya, nanti sore jadi nggak kita rujakannya ?”,
Tanya Rizal. “Ya, jadi dong. Di rumahku jam 3 sore, okey ?”, kata Rivan. “Okey
,Van”, jawab teman-temannya yang lain.
“Hai, friends”, kata Hayun. “Duh, Yun,
km telat banget tau,
aku pikir km nggak dateng. Km habis dari mana sih Yun ?”, kata Rani. “Ya maap
Ran, tadi aku ketiduran. Baru inget kalau kita sore ini ada acara rujakan.
Hehehe…sorry ya”, kata Hayun. “Iya deh, nggak papa. Eh, Ran, gimana kabarnya
Zaka ? Udah pulang dari RS belum ?”, tanya Rizal. “Belum, kasihan banget dia. Eh,
sekarang kan masih jam 3 sore, gimana kalau kita jenguk dia di rumah sakit.
Zaka pasti kesepian disana”, usul Rani. “Okkelah kalau begitu”, jawab semua
temannya. “Setengah jam lagi ya. Pasti nanti Zaka senang atas kedatangan kita
semua”, kata Rivan. “Okey Riv, tapi tapi tapi, sebelum itu, masa’ kita nggak
bawa apa-apa ke rumah sakit. Kita beli’in Zaka buah, setuju nggak ?”, usul
Hayun. “Setujuuuu”, jawab Rizal.
“Kamar 135 lantai 2. Waw… rumah sakit ini
besar banget ya!”, kata Hayun. “Yup, bener banget. Hey, Sepertinya kita harus
cepat, nanti kita bisa kemalaman pulangnya”, kata Rivan. Setelah mereka
menemukan kamar tempat Zaka dirawat, mereka segera masuk. “Zakaa !!!”, ucap
keempat temannya berbarengan. “Oi, kok baru jenguk aku sekarang sih. Aku
kesepian banget disini. Nggak ada teman ngobrol”, kata Zaka. “Ya, maaf Zak.
Kita baru jenguk kamu sekarang. Nih, ada oleh-oleh buat kamu. Eh, gimana
kabarnya kamu ? Udah baikkan belum ?”, ujar Hayun. “Alhamdulillah, aku sudah
baikkan. Mungkin besok lusa aku sudah boleh pulang. dan 1 minggu lagi, aku
sudah masuk sekolah lagi seperti biasa”, ucap Zaka panjang lebar. “Oouuwh, gitu
tho. Pokoknya kamu cepet sembuh deh, Zak. Kita semua sudah kangen banget ma
kamu”, kata Rizal. “Amiin”, ucap Rivan dan Rani serempak. Setelah mengobrol
cukup lama, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. “Zak, kita pulang dulu ya.
Bye bye”, kata Hayun saat berpamitan dengan Zaka. “Ehm, Hayun makin perhatian
ya ke Zaka”, canda Rivan. “Uhh, Rivan apa’an sih”, bantah Hayun dengan pipi
merah. “Hihihi…Udahlah ayo pulang”, kata Rizal.
Besoknya sepulang sekolah, beberapa teman
sekelas Zaka menjenguk Zaka di rumah sakit. Zaka pun bercerita dia sakit gejala
demam berdarah ini karena rumah kosong di sebelah rumah Zaka jarang
dibersihkan, karena itu nyamuk-nyamuk betah tinggal disana. Dan kemudian nyamuk-nyamuk
itu mampir ke rumah Zaka dan membuat Zaka masuk rumah sakit dengan cara
menggigitnya. Begitulah cerita Zaka tentang penyakitnya.
“Bu Ni, Bagaimana jika kita mengusulkan
pada kepala sekolah untuk mengadakan kerja bakti membersihkan sekolah. Agar
sekolah kita tetap bersih dan kita bebas dari nyamuk penyebab demam berdarah”,
usul Rani. “Hemm, ide yang bagus. Baiklah besok ibu akan bicara dengan Pak
Kepala Sekolah”, kata Bu Ni. “Bu, sepertinya saya sudah dijemput, saya pulang
dulu”, kata Hayun. “Saya juga Bu, bareng Rivan dan Rani. kami naik angkutan
umum. Ibu pulang sama siapa ?”, ujar Rizal. “Oh begitu, ibu pulangnya naik
becak saja. Rumah Ibu cuma beberapa blok dari sini. Hati-hati ya Nak”, jawab Bu
Ni. “Ya, Bu”, jawab Rivan.
“Pengumuman, pengumuman. Besok pagi akan
diadakan kerja bakti, untuk tiap siswa harap membawa alat kebersihannya
sendiri-sendiri. Kami ulang, besok pagi akan diadakan kerja bakti, untuk tiap
siswa harap membawa alat kebersihannya sendiri-sendiri. Terimakasih”, kata Bu
Ika saat mengumumkan kerja bakti besok pagi.
“Hey, nyapu-nyapu, yang bersih ya. Habis
itu di pel, ya kan?”, kata Rivan. “Ayo bersih-bersih Rek”, kata Hayun
menyemangati teman-temannya. Setengah jam pun berlalu. “Duh, capeknya. tinggal
seperempat kelas yang belum dipel. Yun, gantian dong. Badanku pegel-pegel semua
nih”, ucap Rani. Teet…teet… “Akhirnya selesai juga. Kelas kita jadi bersih
banget ya”, kata Rivan. “Bu Ni pasti senang”, ucap Hayun.
Seminggu pun berlalu. Zaka mulai masuk
Sekolah kembali. Wajahnya terlihat senang bisa masuk sekolah. “Zak, aku kangen
banget ma kamu. Uups…keceplosan, sorry Zak, aku nggak maksud buat…..”, kata
Hayun sambil sedikit gugup. “Udahlah, Yun. Nggak usah dipikirin. Aku paham kok
perasaanmu. Soalnya aku juga merasa begitu.Tapi mungkin lebih baik, kita
bersahabat aja ya. Okey ?”, ucap Zaka sambil menyodorkan jari kelingkingnya
pada Hayun. “Okey, Zak”, ujar Hayun sambil tersenyum. Ternyata, tidak mereka
sadari, Rivan, Rizal, dan Rani mendengarkan pembicaraan mereka sambil
bersembunyi di balik pintu. “Ciyee…Ehm ehm..Suit suit…”, canda Rivan dan Rizal.
“Ternyata ada yang lagi jatuh cinta ni”, kata Rani. “Emm, eng..enggak kok”,
jawab Hayun tersipu malu. “Ya walaupun di persahabatan kita ada yang “Sahabat
Jadi Cinta”, tapi kita berlima tetap bersahabat kan”, kata Rivan. “Oyii,
Friends”, teriak mereka berlima serempak.
Walaupun dalam persahabatan mereka
banyak sekali halangan, mereka tetap menjalaninya bersama-sama. Persahabatan
yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semoga amal menyenangkan diriku diterima :) amin :D